Proses pembuatan kain sasirangan
Secara umum proses pembuatan kain sasirangan dapat dilihat pada skema di bawah ini
Sumber Gambar : http://asikbelajar.com
Secara terperinci dapat dijelaskan seperti di bawah ini :
Menyiapkan Kain Putih
Langkah pertama dalam membuat kain sasirangan yaitu mempersiapkan bahan kain putih polos sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada awal kemunculannya bahan baku yang digunakan untuk membuat kain sasirangan yaitu berupa serat kapas (cotton), namun seiring berjalannya waktu saat ini lebih banyak memanfaatkan material lain seperti santung, balacu, kaci, king, satin, polyester, rayon, dan sutera.
Sumber Gambar : https://fitinline.com
Pembuatan Pola Desain Pada Media Kain
Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan pola gambar tradisional sesuai dengan motif yang dikehendaki. Pola-pola inilah yang kemudian dijadikan patokan dalam menjahit kain tersebut. Pola-Pola yang dapat digunakan dalam pembuatan kain sasirangan yaitu Iris Pudak, Kambang Raja, Bayam Raja, Kulit Kurikit, Ombak Sinapur Karang. Bintang Bahambur. Sari Gading. Kulit Kayu, Naga Balimbur, Jajumputan, Turun Dayang. Kambang Tampuk Manggis, Daun Jaruju, Kangkung Kaombakan. Sisik Tanggiling, Kambang Tanjung
Sumber Gambar : https://fitinline.com
Menjahit Jelujur
Selanjutnya pola-pola tersebut dijahit jelujur menggunakan benang atau bahan perintang lainnya dengan jarak satu sampai dua mili meter atau dua sampai tiga mili meter. Benang-benang yang terdapat pada setiap jahitan-jahitan pola tersebut ditarik sampai membentuk kerutan-kerutan.
Sumber Gambar : https://putrinada.wordpress.com
Membersihan Kain
Bila kain yang digunakan mengandung kanji maka harus dibersihkan terlebih dahulu dengan cara merendamnya dalam air dingin yang telah dicampur dengan kaporit selama satu malam.
Pewarnaan Kain
a. Sedikitnya terdapat tiga cara pewarnaan kain sasirangan, diantaranya pencelupan, pencoletan, serta kombinasi keduanya (pencelupan dan pencoletan). \Teknik
b. pencelupan digunakan untuk memperoleh satu warna saja, yaitu dengan cara mencelupkan kain ke dalam larutan zat pewarna, kecuali pada bagian kain yang dijelujur. bagian yang dijelujur akan tetap berwarna putih.
c. Pewarnaan dengan cara dicolet biasanya dilakukan apabila motif yang dibuat memerlukan lebih dari satu warna. Pada teknik pencelupan dan pencoletan, untuk memperoleh warna dasar yang bagus kain dicelup terlebih dahulu kemudian dicolet dengan variasi warna sebagaimana telah direncanakan.
Dahulu kala kain sasirangan diberi warna dengan zat pewarna yang dibuat dari bahan-bahan yang bersifat alami, yakni dibuat dari biji, buah, daun, kulit, atau umbi tanaman yang tumbuh liar di hutan atau sengaja ditanam di sekitar tempat tinggal para pembuat kain sasirangan itu sendiri. Ada 6 warna utama kain sasirangan yang dibuat dari zat pewarna alami dimaksud, yakni :
1. Kuning, bahan pembuatnya adalah kunyit atau temulawak.
2. Merah, bahan pembuatnya adalah gambir, buah mengkudu, lombok merah, atau kesumba (sonokeling, pen)
3. Hijau, bahan pembuatnya adalah daun pudak atau jahe
4. Hitam, bahan pembuatnya adalah kabuau atau uar
5. Ungu, bahan pembuatnya adalah biji buah gandaria (bahasa Banjar Ramania, pen)
6. Coklat, bahan pembuatnya adalah uar atau kulit buah rambutan
Tetapi Zat warna yang sering digunakan saat ini adalah zat warna naphtol dengan garamnya. Bahan lainnya sebagai pembantu adalah soda api (NaOH), TRO/Sepritus, air panas yang mendidih.
Sumber Gambar : https://putrinada.wordpress.com
Melepas Jahitan Jelujur
Selanjutnya benang-benang jahitan atau ikatan pada kain yang digunakan untuk menjelujur tersebut kemudian dilepaskan seluruhnya, apabila kain dirasa sudah agak kering. Sehingga akan terlihat motif-motif bekas jahitan yang tampak diantara kain tersebut.
Sumber Gambar : https://fitinline.com
Pencucian
Setelah seluruh perintang dilepaskan, barulah kemudian dicuci sampai bersih ditandai dengan air bekas cuciannya yang jernih atau tidak berwarna lagi.
Sumber Gambar : https://putrinada.wordpress.com dan https://fitinline.com
Pengeringan
Tahap selanjutnya, kain dijemur di tempat yang teduh dan tidak terkena paparan sinar matahari langsung.
Sumber Gambar : https://fitinline.com
Finishing / Disetrika
Sebagai penyempurnaan akhir dari proses pembuatan kain sasirangan, kain tersebut kemudian di setrika agar menjadi halus, licin dan rapi.
Sumber Gambar : https://fitinline.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar